download

Peduli Seni Pertunjukan Ramah Anak, PT TWC Luncurkan Drama Musikal “Pepino Boneka Kayu”

5 minutes

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) sebagai pengelola destinasi wisata heritage turut serta mengembangkan atraksi seni budaya sebagai salah satu magnet kunjungan di kawasan, terutama wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sejumlah pertunjukaan seni budaya yang digelar secara regular di destinasinya, turut menyemarakkan atmosfer pariwisata di kawasan. Hal ini menghadirkan experience value bagi wisatawan yang berkunjung.

Pertumbuhan seni pertunjukan di Indonesia semakin berkembang. Berbagai ruang kreatif dengan ragam cerita yang ditampilkan menghadirkan khazanah seni yang semakin beragam. Hal ini turut mendongkrak dunia pariwisata secara langsung. Atraksi seni berbalut budaya tentunya menjadi sajian yang atraktif bagi wisatawan yang berkunjung.

Salah satu yang mendapat kebermanfaatan dari menonton seni pertunjukan adalah anak-anak. Aktivitas memerhatikan jalan cerita dan mengamati lakon yang dimainkan memberikan dampak positif yang bersifat edukatif. Anak-anak dengan mudah terpengaruh dari hal-hal yang mereka saksikan secara langsung.

Seni pertunjukan yang ramah anak, baik dari cerita, pemeran, busana, diperlukan sebagai salah satu bentuk pembelajaran langsung bagi mereka. Masih minimnya pertunjukan ramah anak, perlu menjadi perhatian berbagai pihak, guna mendorong berkembangnya pertunjukan-pertunjukan yang edukatif, berkualitas, dan bisa dijangkau semua pihak.

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) yang bertransformasi menjadi Indonesia Heritage Management turut serta mengembangkan pertunjukan seni yang ramah anak. Hal ini dilakukan dengan meluncurkan pertunjukan drama musikal bertajuk “Pepino Boneka Kayu”. Melalui Boneka Kayu Pepino ini, PT TWC turut serta menghadirkan pertunjukan yang edukatif dan berkualitas sebagai sarana tumbuh kembang anak-anak Indonesia.

Pepino Boneka Kayu diprakarsai oleh divisi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dan Unit Teater Pentas Ramayana sebagai wujud nyata implementasi Creating Shared Value (CSV) PT TWC. Karya ini merupakan usaha bersama untuk turut memberikan pertunjukan berkualitas yang ramah anak serta mengembangkan talenta penari-penari muda di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

“Sinergi dua divisi ini menghadirkan program yang menjadi wadah perkembangan dan pertumbuhan seniman-seniman muda di Prambanan. Melalui ini, kami hadirkan karya baru yang bisa mendefinisikan dan memvisualisasikan atraksi serta pertunjukan yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak,” terang Direktur Utama PT TWC Edy Setijono di Prambanan, Yogyakarta, Jumat (25/11/2022).

Tim Kreatif Pepino Boneka Kayu, Momentya Irsha Emeralda mengatakan bahwa drama musikal ini dikembangkan sebagai bentuk pengembangan wisata ramah anak di Yogyakarta. Hal ini mengingat masih minimnya pertunjukan seni budaya bisa memberikan pembelajaran karakter secara langsung kepada anak-anak.

“Dari yang kami tahu, pertunjukan seni budaya untuk anak-anak yang dipentaskan secara regular belum ada di Yogyakarta. Hal ini menjadi pemicu kami untuk meghadirkan satu pertunjukan drama musikal sebagai bentuk dukungan pengembangan wisata ramah anak di Yogyakarta. Selain itu, Pepino Boneka Kayu akan menjadi satu katalog baru yang segar dan melengkapi seni pertunjukan regular di kawasan Ramayana Prambanan,” jelasnya.

Momentya Irsha Emeralda menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan sebelum peluncuran produk ini. Sebelumnya, tim produksi Pepino Boneka Kayu telah melakukan riset mengenai ketertarikan masyarakat terhadap pertunjukan seni yang ramah anak.

“Survey market kami menjelaskan bahwa masyarakat ingin adanya pertunjukan regular yang ramah anak. Setelah itu, masuk pada tahapa produksi bersama peserta Nyantrik di Prambanan dan sejumlah penari yang terlibat di pementasan Roro Jonggrang. Setelah itu, kami lakukan uji internal dan juga uji publik terbatas sebelum kami lempar ke pasar,” lanjutnya.

Pepino Boneka Kayu menghadirkan pertunjukan yang atraktif, komikal dan jenaka. Drama musikal ini akan mengajak para anak-anak untuk bernyanyi, bersorak dan menyelami karakter Pepino yang dahulu ingkar janji hingga menjadi anak yang baik hati.

Pepino Boneka Kayu bercerita tentang perjalanan Pepino yang berubah dari patung kayu menjadi seorang anak melalui peri yang membawa keajaiban. Pepino tumbuh menjadi anak penggembira yang suka berpetualang dan punya banyak teman. Hingga suatu hari, Ayah Pepino diculik oleh gerombolan Nagaraja yang jahat nan murka. Pepino yang mewariskan pusaka sang ayah bertaruh menyelamatkan ayahandanya dari kekejaman Nagaraja.

Sutradara Pepino Boneka Kayu Bramantyo Fendi mengatakan pertunjukan yang berdurasi 45 menit ini terinspirasi dari karakter Pinokio. Cerita legendaris yang berasal dari italia ini dilebur dan dikemas dengan sentuhan langgam nusantara menjadi tontonan yang istimewa.

“Konsep Pepino Boneka Kayu sendiri merupakan drama musikal yang menggabungkan berbagai unsur tarian, seperti klasik, kontemporer, ballet, akrobatik, wushu dan lainnya. Penokohannya beragam dan atraktif. Ini menjadi pertunjukan yang unik daripada lainnya,” ujarnya.

GM Unit Teater dan Pentas PT TWC Chrisnamurti Adiningrum mengatakan pertunjukan Pepino Boneka Kayu akan menjadi sajian Special Show pada momen libur akhir akhir tahun 2022 ini. Pepino Boneka kayu akan bersanding dengan dua pertunjukan kolosal lainnya, Sendratari Ramayanan dan Dramatari Roro Jonggrang untuk memeriahkan momen liburan akhir tahun di Yogyakarta.

Berlangsung di Gedung Trimurti, kompleks Teater dan Pentas Ramayana, Prambanan, Yogyakarta, pertunjukan drama musikal Pepino Boneka Kayu berlangsung mulai pukul 17.00 WIB pada 26-31 Desember 2022. Pertunjukan ini juga disiapkan untuk menyambut momen liburan sekolah dan libur lebaran tahun 2023 nanti.

“Kami juga melayani permintaan show dengan waktu tertentu sesuai permintaan klien, dengan jumlah minimal penonton 250 pelajar atau 150 penonton non pelajar,” jelasnya.

Sementara itu, Dirut PT TWC Edy Setijono berharap melalui pertunjukan baru yang hadir di kawasan Candi Prambanan bisa memberikan kemanfaatan secara luas. Pertunjukan ini menjadi wadah penari muda untuk bisa lebih profesional di bidangnya.

“Pada Dramatari Roro Jonggrang kami libatkan penari-penari baru. Sekarang mereka sudah profesional dengan jam terbang tinggi. Melalui keterlibatannya di Roro Jonggrang, para penari memiliki interaksi yang lebih luas lagi. Boneka kayu merupakan program kedua dengan tujuan yang sama. Semoga penari-penari muda ini bisa mengikuti para kakaknya di Roro Jonggrang,” pungkasnya.