download

PT TWC Salurkan Pendanaan UMK CSR Bagi Mitra Binaan

2 minutes

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) menyalurkan dana kemitraan sejumlah 215 juta rupiah bagi 7 mitra binaan di Kantor Pusat TWC, Sleman, Yogyakarta, Senin (8/11/2021). Program tersebut merupakan bentuk komitmen PT TWC sebagai BUMN untuk ikut serta mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar lebih mandiri.

Corporate Secretary PT TWC Emilia Eny Utari bersama TJSL & SME Founding Manager Bambang Sarwo Eddy menyerahkan langsung pinjaman bagi mitra binaan ini. Dana yang tersalurkan ini diharap bisa mendukung berkembangnya usaha mitra binaan.

“Dana yang kami gulirkan tentunya harus digunakan sebagai modal kerja dan mohon digunakan sebijak mungkin. Kita bantu modal kerjanya, supaya bapak ibu bisa meningkatkan bisnisnya semua dan ke depan bisa naik kelas,” ungkapnya Emilia.

PT TWC melalui divisi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) berkomitmen mendorong tumbuhnya kewirausahaan masyarakat dengan membantu berkembangnya usaha kecil sejak awal. Hal ini dilakukan dengan memberikan pendampingan, pelatihan dan bantuan pemasaran, sehingga usaha mampu berkembang dan tercipta kemandirian ekonomi bagi pelakunya.

PT TWC juga mengajak para mitra binaan untuk meningkatkan produknya serta mulai beralih ke sistem digital. Melalui digitalisasi ini diharapkan pangsa pasar akan meluas sehingga meningkatkan omzet penjualan.

“Daring ini tidak akan berhenti. Saat ini, hampir semua orang beraktivitas melalui daring. Orang sekarang order apa melalui daring. Para mitra juga bisa merambah ke sana. Supaya nanti di dalam memasarkan produknya bisa melalui daring,” lanjutnya.

Salah satu mitra binaan, Eny Sukarno mengaku sangat terbantu atas dana kemitraan dari PT TWC ini. Peternak yang fokus memproduksi telor asin serta telor bagi industri gudeg di Yogyakarta ini ingin kembali menggerakkan produksinya yang sempat macet di saat pandemi ini.

“Kemarin pandemi ini usaha terpuruk. Produksi juga turun karena gudeg yang diminati wisatawan juga sepi. Modal terpaksa dipakai untuk keperluan sehari-hari. Ini mau mulai lagi, mulai menggeliat, karena pariwisata mulai ramai lagi,” ungkap Eny yang telah 7 tahun berkecimpung di usaha ini.