download

Wujudkan Wisata Berkualitas, PT TWC Kejar Sertifikasi CHSE Bagi Seluruh Wahana di TMII

3 minutes

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) berencana melakukan akselerasi sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environment sustainability (CHSE) bagi seluruh objek wisata yang berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pelaksanaan akselerasi sertifikasi yang akan bersinergi dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenparekraf) serta PT Sucofindo (Persero) ini akan melengkapi daftar unit yang telah tersertifikasi CHSE pada 2020 silam.

Program ini menurut rencana dilaksanakan bulan September hingga November 2021 dengan sasaran 37 unit kerja, yang meliputi restoran, gallery resto, museum dan anjungan daerah. Penerapan CHSE ini dimaksudkan untuk memastikan setiap unit telah memiliki, menerapkan, memelihara dan meningkatkan prosedur  protokol kesehatan.

Direktur Pemasaran & Pelayanan PT TWC Hetty Herawati mengatakan bahwa peningkatan kualitas layanan, produk maupun fasilitas sudah menjadi komitmen utama yang terus dilakukan di seluruh destinasi wisata yang dikelola TWC.

Sertifikasi CHSE menjadi standar yang harus dijalankan demi terciptanya wisata yang aman dan berkualitas.

“Ini merupakan komitmen kepada masyarakat, memastikan agar mereka aman dan nyaman saat berkunjung ke destinasi kami. Penerapannya dibutuhkan kesadaran serta kerjasama berbagai pihak terkait,” ungkapnya saat membuka Sosialisasi CHSE bersama Kemenparekraf, Kamis (19/8/2021).
Direktur Pengembangan Destinasi 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Harwan Ekon Cahyo Wirasto menambahkan bahwa sertifikasi CHSE ini merupakan salah satu program pemulihan pariwisata dalam menyongsong era pasca pandemi. Sertifikasi ini menciptakan rasa percaya diri bagi pengelola destinasi dan wisatawan untuk melakukan aktivitas wisata di dalam negeri.

“Entitas yang telah tersertifikasi berarti telah terkalibrasi dan dinilai secara terukur sesuai dengan aspek-aspek CHSE. Hal ini menciptakan rasa percaya diri, baik bagi wisatawan juga bagi pengelola destinasi,” terangnya.

Koordinator Kelembagaan Regional III Kemenparekraf/Baparekraf Herbin Saragi mengatakan bahwa seluruh destinasi wisata di TMII perlu mendapatkan sertifikasi CHSE ini. Hal ini untuk mendorong kesiapan destinasi menyongsong kehidupan pascapandemi.

“TMII itu kan sebuah daya tarik wisata yang lengkap dan aksesnya juga mudah. Maka, upaya sertifikasi ini merupakan salah satu bentuk menyiapkan TMII agar bisa mempersiapkan diri, bagaimana menyambut tamu, wisatawan saat era pascapandemi,” ujarnya.

Vice President SBU Sertifikasi & Ecoframework PT Sucofindo (Persero) Nurbeta Kurniawan mengatakan bahwa proses sertifikasi CHSE tidak akan berbeda dengan tahun lalu, namun akan ada penyesuaian sesuai dengan aturan PPKM Darurat yang masih berlaku.

“Mekanismenya tidak berbeda, namun disesuaikan dengan adanya PPKM ini. Namun, kami tidak melakukan audit secara daring. Prosesnya akan dilakukan sebaik mungkin untuk mendukung destinasi bersiap menyambut wisatawan kembali,” ujarnya.

PT TWC sendiri sejak awal pandemi melanda Indonesia telah menerapkan kebijakan pelayanan prima berbasis keselamatan wisatawan melalui penerapan visitor management serta implementasi CHSE. Salah satu praktiknya dengan menerapkan transaksi cashless dan touchless pada destinasi kelolaannya. Di tahun 2020, PT TWC menggandeng PT Sucofindo (Persero) berhasil melaksanakan audit CHSE bagi 8 unit kerja yang terdiri dari 4 destinasi, 3 restoran dan hotel dengan predikat memuaskan. TMII sendiri juga telah mendapatkan sertifikasi CHSE dari Kemenparekraf di beberapa museum, anjungan daerah serta wahana.